Sabtu, 14 Desember 2013

Shalat Gerhana




Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan
Kusuf (gerhana matahari) adalah peristiwa dimana sinar matahari menghilang baik sebagian atau total pada siang hari karena terhalang oleh bulan yang melintas antara bumi dan matahari.
Khusuf (gerhana bulan)adalah peristiwa dimana cahaya bulan menghilang baik sebagian atau total pada malam hari karena terhalang oleh bayangan bumi dan posisi bulan yang berada di balik bumi dan matahari.
Hukum Shalat Gerhana
Shalat gerhana adalah shalat sunnah muakkadah yang ditetapkan dalam syariat Islam.
Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
Dan dari sebagian tanda-tanda-Nya adalah adanya malam dan siang serta adanya matahari dan bulan. Janganla kamu sujud kepada matahari atau bulan tetapi sujudlah kepada Allah Yang Menciptakan keduanya. (QS. Fushshilat: 37)
Maksudnya adalah perintah untuk mengerjakan shalat gerhana matahari dan gerhana bulan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.” (HR. Bukhari Muslim dan Ahmad)
Shalat gerhana disyariatkan kepada siapa saja, dan dalam keadaan apa saja, namun meski demikian, kedudukan shalat ini tidak sampai kepada derajat wajib.
Pelaksanaan Shalat Gerhana
  1. Shalat gerhana matahari dan bulan dikerjakan dengan cara berjamaah.
  2. Shalat gerhana dilakukan tanpa didahului dengan azan atau iqamat. Tapi hanya panggilan shalat dengan lafaz “Ash Shalatu Jamiah“.
  3. Namun shalat ini boleh juga dilakukan dengan merendahkan suara maupun dengan mengeraskannya.
  4. Juga disunnahkan untuk mandi sunnah sebelum melakukan shalat gerhana.
  5. Shalat ini juga dilakukan dengan khutbah menurut pendapat Asy Syafi`i. Khutbahnya seperti layaknya khutbah Idul Fithri dan Idul Adha dan juga khutbah Jumat.  Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anhu berkata,”Sesungguhnya ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selesai dari shalatnya, beliau berdiri dan berkhutbah di hadapan manusia dengan memuji Allah, kemudian bersabda,”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah Subhanahu wa Ta’ala. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.” (HR. Bukhari Muslim dan Ahmad)
Dalam khutbah itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan untuk bertaubatdari dosa serta untuk mengerjakan kebajikan dengan bersedekah, doa dan istighfar (minta ampun).
Tata Cara Shalat Gerhana
  1. Shalat gerhana dilakukan sebanyak 2 rakaat.
  2. Masing-masing rakaat dilakukan dengan 2 kali berdiri, 2 kali membaca qiraah surat Al-Quran, 2 ruku` dan 2 sujud.
  3. Lebih utama bila pada rakaat pertama pada berdiri yang pertama setelah Al-Fatihah dibaca surat seperti Al Baqarah dalam panjangnya. Sedangkan berdiri yang kedua masih pada rakaat pertamadibaca surat dengan kadar sekitar 200-an ayat, seperti Ali Imran. Sedangkan pada rakaat kedua pada berdiri yang pertama dibaca surat yang panjangnya sekitar 250-an ayat, seperti An-Nisa. Dan pada berdiri yang kedua dianjurkan membaca ayat yang panjangnya sekitar 150-an ayat seperti Al-Maidah.
  4. Disunnahkan untuk memanjangkan ruku` dan sujud dengan bertasbih kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik pada 2 rukuk dan sujud rakaat pertama maupun pada 2 ruku` dan sujud pada rakaat kedua.
Yang dimaksud dengan panjang disini memang sangat panjang, sebab bila dikadarkan dengan ukuran bacaan ayat Al-Quran, bisa dibandingkan dengan membaca 100, 80, 70 dan 50 ayat surat Al-Baqarah. Panjang rukuk dan sujud pertama pada rakaat pertama seputar 100 ayat surat Al-Baqarah, pada ruku` dan sujud kedua dari rakaat pertama seputar 80 ayat surat Al-Baqarah. Dan seputar 70 ayat untuk rukuk dan sujud pertama dari rakaat kedua. Dan sujud dan rukuk terakhir sekadar 50 ayat.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata,”Terjadi gerhana matahari dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan shalat gerhana. Beliau beridri sangat panjang sekira membaca surat Al-Baqarah. Kemudian beliau ruku` sangat panjang lalu berdiri lagi dengan sangat panjang namun sedikit lebih pendek dari yang pertama. Lalu ruku` lagi tapi sedikit lebih pendek dari ruku` yang pertama. Kemudian beliau sujud. Lalu beliau berdiri lagi dengan sangat panjang namun sidikit lebih pendek dari yang pertama, kemudian ruku` panjang namun sedikit lebih pendek dari sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar